Minggu, 10 Mei 2009

Survival

Gunung adalah salah satu lingkungan yang tidak lazim dihuni oleh manusia. Namun gunung sering menjadi tempat pilihan pertama bagi sebagian orang untuk kegiatan mereka.

Kondisi alam di gunung sangatlah sulit ditebak. Kadang cuaca cerah tapi dengan hitungan menit sudah menjadi hujan disertai angin kencang. Selain itu cuaca di gunung sangat dingin. Tak heran jika banyak terjadi kecelakaan di gunung.


Melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan kegiatan di gunung adalah tindakan survival yang utama dan paling mudah dilakukan, tapi manfaatnya adalah sangat besar bagi nyawa manusia. Mengenal medan Secara umum kondisi medan di gunung adalah berbahaya, terutama bagi orang yang tidak pernah mengenalnya, namun bagi sebagian orang gunung adalah tempat yang sangat dicintai karena alamnya yang sangat indah. Selain itu ada sensasi sendiri bagi orang yang bisa mendaki dan mencapai puncak gunung. Berikut adalah beberapa hal tentang kondisi medan di gunung :
  • Suhu udara dingin, beberapa gunung di Indonesia bahkan bisa mencapai 0 derajat celcius.
  • Kontur tanah tidak rata, banyak jurang dan lembah.
  • Sebagian gunung di Indonesia lerengnya terdapat hutan yang lebat, sehingga banyak sumber makanan dan air, namun di bagian puncak gunung, hampir tidak ada sumber makanan.
  • Untuk gunung yang mempunyai hutan di lerengnya, biasanya terdapat binatang seperti harimau, babi hutan, ular berbisa dan anjing liar.
Persiapan Hal yang perlu disiapkan ketika melakukan kegiatan di gunung adalah :
  • Kondisi tubuh yang sehat.
  • Kondisi mental yang stabil.
  • Tujuan melakukan kegiatan di gunung harus jelas, supaya pola kegiatan yang dilakukan bisa direncanakan dengan baik.
Mengingat kondisi medan di gunung berbeda dengan kondisi medan yang biasa kita hadapi, maka ada peralatan-peralatan dan bahan yang harus kita siapkan dan bawa yaitu:

Peralatan Dasar
  1. Pakaian yaitu : baju lapangan, kaus dari bahan yang bisa menyerap keringat, jelana (buka jins), pakaian dalam secukupnya, jas hujan, kaus kaki, kaus tangan, penutup kepala (topi rimba dan balaclava), ikat pinggang, sepatu untuk mendaki (trekking).
  2. Peralatan untuk beristirahat : shelter (tenda buatan atau alami), sleeping bag, matras atau alas.
  3. Peralatan untuk masak : kompor, panci, gelas / piring (dari plastik atau bahan lain yang tidak mudah pecah), pematik api, dan bahan bakar (disesuaikan dengan kompor atau pemanas yan tersedia)
  4. Peralatan Pribadi : sabun, sikat gigi, handuk, obat pribadi, jarum, benang dan peralatan lain sesuai kebiasaan.
  5. Ransel atau tas punggung yang sesuai dengan barang bawaan dan pisau rimba dan ponco.

Peralatan tambahan
  1. Peralatan Navigasi : GPS, peta, kompas, jam tangan
  2. Peralatan Fotografi : kamera SLR atau pocket, handycam.
  3. Peralatan Komunikasi : telepon selular, handy talky.

Etika di Gunung

Di manapu kita berada sebaiknya kita tetap menjaga kebiasaan lingkungan setempat. Maka ketika melakukan kegiatan di gunung, kebiasaan atau aturan penduduk asli harus kita hormati dan jangan sekali-kali menentangnya. Selain menghormati kebiasaan setempat, berikut adalah hal-hal yang sebaiknya kita lakukan :
  • Kendalikan diri, dan ketahuilah kemampuan diri sendiri
  • Jangan meninggalkan sampah.
  • Jangan meninggalkan api.
  • Jika menemukan sumber makanan dan air gunakan seperlunya saja.
  • Jagalah keseimbangakn ekosistem yang ada, jangan merusak dan memberi tanda-tanda permanen di gunung. · Gunakanlah jalur yang normal dan aman
  • Selalu mengingat jalur mana yang telah dilewati, jika tersesat maka bisa kembali ke jalan semula.

Kecelakaan di Gunung

Kegiatan di gunung memang rawan terhadap kecelakaan. Penyebabnya adalah kondisi medan di gunung yang ekstrim. Kecelakaan di gunung biasanya disebabkan oleh :
  • Kedinginan/hipotermia
  • Kelaparan
  • Kehausan
  • Kehilangan arah/tersesat

Kedinginan/hipotermia
Terlalu lama kedinginan, khususnya dalam cuaca berangin dan hujan, dapat menyebabkan mekanisme pemanasan tubuh terganggu sehingga menyebabkan penyakit kronis. Hipotermia adalah suatu keadaan dimanakondisi tubuh tidak normal karena tubuh merasa sangat kedinginan(suhu normal manusia 36-37 derajat celcius).
Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah dapat mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi yang parah mungkin korban menderita ganggren (kemuyuh) dan perlu diamputasi.
Selain gangguan di organ-organ tubuh, orang yang mengalami hipotermia akan kehilangan koordinasi tubuh dan pola pikir rasional, maka tak heran jika orang yang menderita hipotermia bicaranya akan kacau di luar sadar, bahkan bisa pingsan. Mencegah dan menangani kedinginan

Beberapa point penting ketika mengalami kedinginan adalah :
  • Jaga agar pakaian dan tempat istirahat tetap kering
  • Jaga peralatan dan pakaian yang dikenakan dalam keadaan bersih
  • Makan dan minuman yang panas dan mengandung banyak kalori
  • Kurangi aktifitas yang tidak perlu.
  • Berlindung di tempat yang aman.
Untuk mencegah kedinginan ketika di gunung yang paling mudah adalah gunakan pakaian penahan dingin seperti jaket. Tetaplah gunakan pakaian yang dapat menyerap keringat dengan baik seperti kaus dari bahan katun sebagai lapisan pertama yang menyentuh kulit. Pakailah juga kaus tangan dan kaus kaki yang baik dan cukup tebal untuk menahan dingin. Selain pakaian, untuk mengatasi dinginnya udara dingin, adalah memanfaatkan api. Dengan membuat perapian maka panas tubuh dapat terjaga dengan baik. Untuk membuat api usahakanlah agar tetap terlokalisasi. Caranya gunakan batu sebagai batas perapian dan sebelum meninggalkan tempat pastikan bahwa api sudah benar-benar padam, kalau perlu siramlah dengan air. Jangan sampai perapian yang dibuat menjadi penyebab musnahnya ekosistem. Cara lain adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman hangat. Jika kedinginan maka tubuh akan bereaksi melakukan pembakaran kalori menjadi panas. Tapi jika kalori tidak tersedia maka akibatnya akan fatal. Maka makanan dan minuman hangat adalah usaha pencegahan kedinginan dari dalam tubuh yang baik. Perlu diingat juga agar kedinginan tidak menyerang adalah jangan berada di lokasi hempasan angin ketika hendak mendirikan tenda dan usahakan tempat yang kering. Di tempat yang basah dan lembab embun dan kabut mudah terbentuk sehingga pakaian dan peralatan kita menjadi basah, berembun dan dingin.

Bila ingin minum obat minumlah pada waktu istirahat mau tidur jangan minum obat pada saat melakukan perjalanan sangat berbahaya. Beberapa jenis obat bisa membuat kita menjadi mengantuk atau tenggorokan kering.


Kelaparan

Ini adalah ancaman bahaya yang paling gampang diprediksi dan ditanggulangi. Sebagai manusia yang setiap kali makan, maka seharusnya bisa mengukur berapa makanan yang diperlukan dalam jangka waktu tertentu. Rumus yang sering digunakan untuk membawa jumlah makanan yang diperlukan adalah 2n+1 (n adalah jumlah hari selama melakukan kegiatan), jika kegiatan dilakukan selama 2 hari, maka perbekalan yang dibawa adalah 5 x jumlah makanan dalam kondisi normal. Jika sampai terjadi kelaparan maka penyebabnya adalah: salah perhitungan, hilang, atau tersesat sehingga waktu kegiatan menjadi lebih lama. Kelaparan akan menjadi masalah serius, dalam jangka waktu tertentu, tergantung kondisi masing-masing orang, kelaparan dapat menyebabkan kematian. Satu-satunya jalan untuk mengatasi bahaya kelaparan di gunung adalah mencari bahan makanan dan makan.

Patokan memilih makanan:

Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
Hati-hati pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
Hindari makanan yang mengeluarkan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan, lengan, belakang telinga, bibir, dan lidah. Tunggu sesaat, bila aman bisa dimakan
Hindari makanan yang pahit atau asam
Hubungan air dan makanan

Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak
Bagian tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya:Batang pohon pisang (putihnya), Bambu yang masih muda (rebung), Pakis dalamnya berwarna putih, Sagu dalamnya berwarna putih, Tebu.
Dari daunnya: Selada air, Rasamala (yang masih muda), Daun melinjo, Daun singkong
Dari akar dan umbi: Ubi jalar, talas, singkong
Dari buahnya: Arbei, Asam jawa, Juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya: Jamur merang, jamur kayu.

Ciri-ciri jamur beracun: Mempunyai warna mencolok, Baunya tidak sedap, Bila dimasukan kedalam nasi maka nasinya menjadi kuning, Sendok menjadi hitam bila dimasukan kedalam masakan jamur tersebut, Bila diraba mudah hancur, Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya, Tumbuh dari kotoran hewan, Mengeluarkan getah putih.

Binatang yang bisa dimakan: Belalang, Jangkrik, Tempayak putih (gendon), Cacing, Jenis burung, Laron, Lebah, larva, madu, Siput, Kadal bagian belakang dan ekor, Katak hijau, Ular 1/3 bagian tubuh tengahnya, Binatang besar lainnya.

Binatang yang tidak bisa dimakan: Mengandung bisa (lipan, kalajengking), Megandung racun (penyu laut), megandung bau yang khas (sigung)

Kehausan

Air adalah bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia. Kekurangan cairan dalam tubuh akibatnya sangat fatal (kematian) dibandingakan kekurangan makanan. Dampak dari kehausan atau dehidrasi adalah : · Pingsan · Kehilangan orientasi dan pola pikir rasional
  • Gerakan-gerakan tubuh tidak terkoordinasi (gemetar)
  • Mati Jika dalam keadaan dihidrasi, maka langkah darurat yang harus dilakukan adalah :
  • Mencari tempat berteduh (jika cuaca panas)
  • Istirahat dan kurangi aktifitas yang tidak perlu.
  • Cari sumber air yang bisa dimanfaatkan dengan aman

Kehilangan Arah / Tersesat

Kegiatan di alam terbuka mempunyai resiko utama tersesat. Ketika orang tersesat maka kondisi mental mereka akan menurun, panik, lebih-lebih jika sendirian. Berikut tip untuk menangani keadaan tersebut :
  • Pastikan bahwa dalam perjalanan, arah yang dituju benar, paling tidak ada orang lain yang tahu arahnya.
  • Selalu gunakan alat-alat navigasi seperti peta, kompas, GPS, dan alat komunikasi.
  • Jika sudah tersesat, kembali lagi ke jalan sebelumnya, jika tidak ketemu maka langkah yang terbaik adalah berhenti dan beristirahat dulu, berpikir, kenali medan dengan bantuan alat navigasi dan merencanakan tindakan selanjutnya – Rumus STOP (Site, Thingking, Observation, Planing)
  • Gunakanlah alat komunikasi untuk mengubungi orang lain.
Jika tersesat dan perjalanan tidak mungkin dilakukan maka langkah yang ditempuh adalah :
  • Buat tempat perlindungan untuk istirahat.
  • Jaga agar kondisi tubuh tetap dapat beraktifitas dengan baik.
  • Periksa peralatan dan bahan makanan, jika tidak cukup, maka sebaiknya mencari.
  • Komunikasi dengan orang lain, jika tidak mungkin maka buat tanda untuk menarik perhatian orang.

2 komentar:

pastoeb mengatakan...

bagusSSSSSSSS....!!!
mantap dagh..

Anonim mengatakan...

pastoeb the best dahh..